Selasa, 12 April 2011

Tiket Pre Sales Langsung Diserbu

Tiket Pre Sales Langsung Diserbu


JAUH dari bayangan kami sebelumnya, ternyata mengurus penjualan tiket itu sangat ribet dan njelimet. Padahal kami, POS Entertainment, cuma bertindak sebagai agen, yang menerima jatah tiket lalu menjualnya sesuai harga yang tertera. Kami sudah membuat rambu-rambu agar semuanya bisa berjalan lancar dan terpantau, misalnya, pembelian baru dibukukan setelah bukti transfer dikirim lewat fax atau email..


Pembelian langsung juga kami layani di kantor pada jam kerja, dan kami memberi bukti pembelian berupa kuitansi. Bukti transfer dan kuitansi ini nanti akan ditukar tiket asli pada hari H -1 atau hari H.
Bersamaan dengan dibukanya penjualan tiket, kami tampilkan harga dan zona pembagian kelas, agar calon pembeli tahu benar dimana nanti posisi mereka. Tiket dibagi menjadi 4 kelas; VIP (Rp 400 ribu), Kelas I (Rp 250 ribu), Kelas II (Rp 175 ribu), Festival (Rp 175 ribu), dan Kelas III (Rp 100 ribu). Sebagai koordinator untuk seluruh penjualan tiket ini kami menunjuk Etcetera yang memang sudah bisa mengerjakan pekerjaan ini, termasuk untuk konser-konser besar dengan artis dari luar negeri.
Karena pertanyaan dan permintaan sudah sangat banyak, khususnya dari gigikita, kami meminta izin untuk membuka penjualan lebih dulu ketimbang ticket box yang lain. Selain itu, guna memberi kesempatan lebih besar buat gigikita dan simpatisan Gigi, kami mengajukan skema penjualan awal (pre sales) dengan harga yang lebih murah. Untuk kedua permintaan itu Etcetera menyatakan persetujuannya.
Maka pada 31 Maret kami membuka penjualan untuk semua kelas tiket, tapi potongan harga hanya berlaku untuk tiket Festival dan Kelas II, dari harga normal Rp 175 ribu menjadi Rp 125 ribu. Kami punya pertimbangan khusus mengapa hanya Festifal dan Kelas II yang dapat potongan harga. Pertama, kami ingin gigikita punya kesempatan pertama menempati bagian paling dekat dengan panggung karena mereka pasti heboh, berjingkarak-jingkak dan hafal lagu. Kedua, jika bagian depan penuh, gambar di kamera akan bagus karena tampilan pemain di panggung mendapat respon dari penonton di sekitarnya.
Dan di luar dugaan 300 tiket Festival dan Kelas II habis dalam 2 hari. Karena itu jatah untuk tiket ke dua kelas ini kami tambah 200 menjadi 500. Inipun dengan cepat habis. Kali ini kami tidak bisa minta tambahan lagi, maka penjualan dengan harga diskon (pre sales) kami tutup pada 7 April dalam posisi 504 tiket terjual, dan kami laporkan ke “Bandar” Etcetera.
Disinilah kami “kecolongan” katakana saja begitu. Karena ternyata tiket diskon yang terjual jauh di atas catatan angka kami saat penutupan, yaitu sekitar 650-an. Ada kelebihan sekitar 100 tiket yang seharus dijual dengan harga normal Rp 175 ribu, cuma terjual seharga Rp 125 ribu. Selisih angka ini lumayan besar, dan langsung kami telusuri kenapa bisa terjadi selisih begitu besar. Hasil penelusuran menunjukkan bahwa banyak pembeli tiket mentranfer uangnya tapi tidak langsung mengirimkan bukti transfer sampai berhari-hari sehingga tidak tercatat. Angka penjualan sesungguhnya terlihat saat kami melakukan rekapitulasi. Tapi nasi sudah menjadi bubur, mau diapakan lagi?
Selain tiket berdiskon, selama pre sales juga terjual cukup banyak tiket VIP, dan dalam jumlah yang lebih sedikit tiket kelas I dan III. Kami percaya twitter punya peran besar di sini. Dengan follower lebih dari 30 ribu, setiap tweets dari Armand tentang informasi tiket langsung mendapat respon. Begitu juga tweets yang dilakukan oleh Dhani, Hendy, Budjana, dan Thomas. Ibarat pemasaran multi lavel marketing (MLM), tweets itu menggelinding seperti bola salju yang makin lama makin besar.
Tanggal 8, sehari setelah pre sales ditutup, ticket box yang lain dibuka, Ticket Station, Duta Suara, Aquarius, Ibu Dibjo, dan Raja Karcis. Sejak saat itu penjualan tiket secara resmi dibuka untuk umum secara. Kami belum tahu sudah berapa banyak yang terjual sampai saat ini, tapi melihat trend penjualannya yang tinggi, kami optimis Istora akan padat saat konser nanti. Padahal iklannya di media belum lagi dinaikan.
Kini kami POS Entertainment cuma bisa menjual tiket sebanyak jatah yang kami terima, tidak lebih, karena semua tiket sudah terdistribusi. Sebagi gambaran, jumlah total tiket (semua kelas) yang kami jual sebanyak 7.000 lembar, sekitar 10% yang dibagikan untuk klien dan barter sponsor.
Tapi perkalian harga tiket dan lembar yang terjual tidak mencerminkan pendapatan kami, karena ternyata masih banyak potongan lain, seperti pajak, iklan media, biaya cetak alat promosi (spanduk, flyer, poster, X banner), dan komisi untuk ticket box. Pendeknya banyak sekali potongannya.
Tapi kami dan Gigi sangat senang dengan antusiasme masyarakat, khususnya gigikita. Dari Tasikmalaya, Bandung, Makassar, Palembang, Malang, Surabaya, Jogja, Purwokerto, Garut, dan banyak kota lain menyatakan kesiapan mereka untuk datang ke Istora, 26 Mei nanti. Cerita tentang antusiasme gigikita akan kami ceritakan nanti.
Persis seperti kata Thomas “gigikita itu ibarat oksigen bagi Gigi” karena merekalah yang menopang kehidupan Gigi. Bedanya jika oksigen tidak kelihatan, gigikita tampak keberadaannya dan heboh. (son andries/POSe)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar