Selasa, 19 April 2011

Awalnya Hanya Sikap Skeptis

Awalnya Hanya Sikap Skeptis



“Waktu kami sepakat membentuk Gigi, kami tidak punya pikiran bakal bisa eksis sampai sekarang. Kami bahkan sangat skeptis; kalau masyarakat suka dengan lagu-lagu Gigi kami akan terus, kalau nggak suka ya bubar.”
Pernyataan ini dikemukakan Thomas Ramdhan kepada wartawan dalam acara Kick Off Konser Gigi Sweet Seventeen, di Hard Rock Café Jakarta, Rabu (13/4) siang. Pertanyaan seputar kiat Gigi hingga bisa bertahan sampai saat ini menjadi pertanyaan standar para wartawan. Sepertinya mencapai usia 17 itu suatu yang luar bisa. Benarkah? Sebelum kita terjebak dalam sikap narsis, ada baiknya kita melihat beberapa fakta berikut ini.
Usia Gigi memang sudah 17 tahun, tepi Gigi bukanlah band tertua yang masih terus berkiprah, sebab faktanya banyak band-band lain yang usianya jauh lebih tua dari Gigi yang juga tetap eksis. Slank, misalnya, atau Dewa 19, KLA, Naif, belum lagi legenda hidup Indonesia seperti Koes Plus atau God Bless yang usianya sudah lebih dari 30 tahun. “Jadi dari segi usia, sebenarnya kami tidak bisa membanggakan diri,” kata Budjana.
Fakta kedua, Gigi bukan band yang bebas dari persoalan gonta-ganti personil. Ingat jika kita ikuti perkembangan Gigi sejak dibentuk tahun 1994, ada 5 formasi awal, sebelum terbentuk formasi saat ini. Artinya Gigi telah 5 kali gonta-ganti personil, titik nadir tercapai saat Gigi tinggal dua orang saja, Armand dan Budjana.
Tapi masalah gonta-ganti personil ini tidak ada hubungannya dengan kekompakan, ini dua soal yang berbeda, karena faktanya semua personil Gigi sangat kompak, bahkan antara Gigi dan eks Gigi juga tetap kompak. Fenomena yang seperti ini jarang kita jumpai di band lain, karena biasanya antara yang existing dan ex tidak kompak, tidak saling berkomuniukasi, bahkan tidak jarang yang “bermusuhan”. Di Gigi, Budjana seringkali ngobrol dengan Baron dan Budhy; atau Thomas dengan Opet dan Ronal; Hendy dengan Budhy dan Ronald; serta Armand dengan Baron dan Ronald.
Karena keakraban itu, Gigi Reunion (begitu anak-anak Gigi menyebut eks mereka) sering tampil bareng. Di banyak kesempatan Gigi dan Gigi Reunion tampil sepanggung. Misalnya di HUT Gigi ke-10 di Trans TV, HUT 15 di Jakarta Theatre, dan saat ini di HUT 17 di Istora Senayan. “Bagi gue (lepas dari statusnya saat ini) Baron, Ronald, Budhy, dan Opet adalah pahlawan. Gigi tidak akan jadi seperti sekarang tanpa mereka,” kata Armand setiap kali ditanya komentarnya tentang Gigi Reunion.
Fakta terakhir yang ingin kami kemukakan adalah tentang produktifitas. Nah kalau yang ini mungkin kami bisa sedikit berbangga. Apalagi jika gelas ukurnya adalah jumlah album/lagu. Saat ini diusianya yang ke-17, Gigi telah merilis 19 album dalam berbagai bentuk. Mulai dari album regular hingga religi, dari live in concert sampai original sound track. Bahkan bagi kami sendiri di manajemen, fakta ini sungguh menakjubkan, apalagi jika menginggat mereka punya projek pribadi yang sangat padat.
Kembali ke acara kick off di HRC, acara ini sengaja kami gelar, sebagai penanda bahwa kami telah siap lahir batin untuk menggelar acara konser Gigi Sweetseventeen di Istora tanggal 26 mendatang. Karena itu, kami juga mengundang para bintang tamu yang akan tampil di acara tersebut. Kami ingin menunjukkan bahwa yang kami ajak adalah mereka yang terbaik dibidangnya. “Mereka adalah prestasi Indonesia,” kata Hendy.
Sayang tidak bisa hadir seluruhnya. Tapi kami gembira, 4 konduktor yang menjadi backbone acara Erwin Gutawa, Addie MS, Andi Rianto, dan Tohpati, hadir bersama dengan Agnes Monica dan Opet Alatas. Sementara Pasha, DJ Riri, Ari Lasso, meski tidak bisa hadir di HRC telah memastikan akan tampil pada 26 Mei nanti.
Meskipun baru di launching hari Rabu lalu, persiapannya sudah kami lakukan sejak 6 bulan lalu. Menyewa Istora, membuat desain panggung, menyusun konsep, dan mencari sponsor. Sementara penjualan tiket juga sudah kami lakukan sejak tanggal 31 Maret, walaupun saat itu masih sebatas di kantor manajemen saja. Kalau saat ini ticket box sudah ada di banyak tempat.
Kapada wartawan, Erwin Gutawa mengatakan bahwa tidak ada satupun alasan baginya untuk menolak, begitu mendapat tawaran untuk tampil di HUT Gigi. “Gigi band yang bagus, musiknya berkualitas, dan saya juga tidak sedang ada kegiatan. Jadi nggak ada satupun alasan untuk menolak ajakan itu,” katanya.
Hal yang sama dikemukakan oleh Andi Rianto. Andi menarima ajakan Gigi karena merasa senang bisa sepanggung dengan seniornya Addie MS dan Erwin. Sedangkan Addie mengaku ada beberapa tawaran sebelumnya untuk main satu panggung dengan Erwin tapi tidak terwujud, dan sekarang tidak hanya dengan Erwin tapi juga dengan Andi Rianto dan Tohpat. “Saya membayangkan acara ini akan seru,” kata Addie.
Tohpati menolak berkomentar banyak, karena nanti kesanya akan memuji-muji, walaupun faktanya Gigi memang band yang bagus.
Meskipun banyak pertanyaan buat Gigi dan pengisi acara yang lain, yang menjadi bintang siang itu adalah Agnes Monica. Datang disaat acara akan berakhir, Agnes langsung diserbu wartawan. Beberapa hari sebelumnya, pada Armand yang memintanya untuk tampil di Sweet Seventeen, Agnes langsung menyatakan kesediaanya. Bukan hanya bersedia Agnes juga tampak sangat antusias. Semula Gigi menyiapkan satu lagu Gigi untuk dibawakan Agnes sendiri, tapi ia langsung menolak.
“Geu mau nyanyi bareng Armand saja dan tampil bersama Gigi,” katanya. Kami senang saja dengan permintaannya itu. Sekarang yang sedang kami dipikirkan adalah apakah part Agnes itu perlu disertai dancer atau tidak?
Jadi begitulah, kami merasakan betapa menyenangkannya memiliki banyak teman. Seperti kata Thomas: “Teman bagi gue adalah rezeki.” (son andries/POSe)

Selasa, 12 April 2011

Tiket Pre Sales Langsung Diserbu

Tiket Pre Sales Langsung Diserbu


JAUH dari bayangan kami sebelumnya, ternyata mengurus penjualan tiket itu sangat ribet dan njelimet. Padahal kami, POS Entertainment, cuma bertindak sebagai agen, yang menerima jatah tiket lalu menjualnya sesuai harga yang tertera. Kami sudah membuat rambu-rambu agar semuanya bisa berjalan lancar dan terpantau, misalnya, pembelian baru dibukukan setelah bukti transfer dikirim lewat fax atau email..


Pembelian langsung juga kami layani di kantor pada jam kerja, dan kami memberi bukti pembelian berupa kuitansi. Bukti transfer dan kuitansi ini nanti akan ditukar tiket asli pada hari H -1 atau hari H.
Bersamaan dengan dibukanya penjualan tiket, kami tampilkan harga dan zona pembagian kelas, agar calon pembeli tahu benar dimana nanti posisi mereka. Tiket dibagi menjadi 4 kelas; VIP (Rp 400 ribu), Kelas I (Rp 250 ribu), Kelas II (Rp 175 ribu), Festival (Rp 175 ribu), dan Kelas III (Rp 100 ribu). Sebagai koordinator untuk seluruh penjualan tiket ini kami menunjuk Etcetera yang memang sudah bisa mengerjakan pekerjaan ini, termasuk untuk konser-konser besar dengan artis dari luar negeri.
Karena pertanyaan dan permintaan sudah sangat banyak, khususnya dari gigikita, kami meminta izin untuk membuka penjualan lebih dulu ketimbang ticket box yang lain. Selain itu, guna memberi kesempatan lebih besar buat gigikita dan simpatisan Gigi, kami mengajukan skema penjualan awal (pre sales) dengan harga yang lebih murah. Untuk kedua permintaan itu Etcetera menyatakan persetujuannya.
Maka pada 31 Maret kami membuka penjualan untuk semua kelas tiket, tapi potongan harga hanya berlaku untuk tiket Festival dan Kelas II, dari harga normal Rp 175 ribu menjadi Rp 125 ribu. Kami punya pertimbangan khusus mengapa hanya Festifal dan Kelas II yang dapat potongan harga. Pertama, kami ingin gigikita punya kesempatan pertama menempati bagian paling dekat dengan panggung karena mereka pasti heboh, berjingkarak-jingkak dan hafal lagu. Kedua, jika bagian depan penuh, gambar di kamera akan bagus karena tampilan pemain di panggung mendapat respon dari penonton di sekitarnya.
Dan di luar dugaan 300 tiket Festival dan Kelas II habis dalam 2 hari. Karena itu jatah untuk tiket ke dua kelas ini kami tambah 200 menjadi 500. Inipun dengan cepat habis. Kali ini kami tidak bisa minta tambahan lagi, maka penjualan dengan harga diskon (pre sales) kami tutup pada 7 April dalam posisi 504 tiket terjual, dan kami laporkan ke “Bandar” Etcetera.
Disinilah kami “kecolongan” katakana saja begitu. Karena ternyata tiket diskon yang terjual jauh di atas catatan angka kami saat penutupan, yaitu sekitar 650-an. Ada kelebihan sekitar 100 tiket yang seharus dijual dengan harga normal Rp 175 ribu, cuma terjual seharga Rp 125 ribu. Selisih angka ini lumayan besar, dan langsung kami telusuri kenapa bisa terjadi selisih begitu besar. Hasil penelusuran menunjukkan bahwa banyak pembeli tiket mentranfer uangnya tapi tidak langsung mengirimkan bukti transfer sampai berhari-hari sehingga tidak tercatat. Angka penjualan sesungguhnya terlihat saat kami melakukan rekapitulasi. Tapi nasi sudah menjadi bubur, mau diapakan lagi?
Selain tiket berdiskon, selama pre sales juga terjual cukup banyak tiket VIP, dan dalam jumlah yang lebih sedikit tiket kelas I dan III. Kami percaya twitter punya peran besar di sini. Dengan follower lebih dari 30 ribu, setiap tweets dari Armand tentang informasi tiket langsung mendapat respon. Begitu juga tweets yang dilakukan oleh Dhani, Hendy, Budjana, dan Thomas. Ibarat pemasaran multi lavel marketing (MLM), tweets itu menggelinding seperti bola salju yang makin lama makin besar.
Tanggal 8, sehari setelah pre sales ditutup, ticket box yang lain dibuka, Ticket Station, Duta Suara, Aquarius, Ibu Dibjo, dan Raja Karcis. Sejak saat itu penjualan tiket secara resmi dibuka untuk umum secara. Kami belum tahu sudah berapa banyak yang terjual sampai saat ini, tapi melihat trend penjualannya yang tinggi, kami optimis Istora akan padat saat konser nanti. Padahal iklannya di media belum lagi dinaikan.
Kini kami POS Entertainment cuma bisa menjual tiket sebanyak jatah yang kami terima, tidak lebih, karena semua tiket sudah terdistribusi. Sebagi gambaran, jumlah total tiket (semua kelas) yang kami jual sebanyak 7.000 lembar, sekitar 10% yang dibagikan untuk klien dan barter sponsor.
Tapi perkalian harga tiket dan lembar yang terjual tidak mencerminkan pendapatan kami, karena ternyata masih banyak potongan lain, seperti pajak, iklan media, biaya cetak alat promosi (spanduk, flyer, poster, X banner), dan komisi untuk ticket box. Pendeknya banyak sekali potongannya.
Tapi kami dan Gigi sangat senang dengan antusiasme masyarakat, khususnya gigikita. Dari Tasikmalaya, Bandung, Makassar, Palembang, Malang, Surabaya, Jogja, Purwokerto, Garut, dan banyak kota lain menyatakan kesiapan mereka untuk datang ke Istora, 26 Mei nanti. Cerita tentang antusiasme gigikita akan kami ceritakan nanti.
Persis seperti kata Thomas “gigikita itu ibarat oksigen bagi Gigi” karena merekalah yang menopang kehidupan Gigi. Bedanya jika oksigen tidak kelihatan, gigikita tampak keberadaannya dan heboh. (son andries/POSe)