Rabu, 24 November 2010

tradisi tahunan yang istimewa

Persiapan Menuju Gigi Sweet Seventeenth (1)


APA arti 17 tahun bagi kita? Sebuah momen penting yang menandai datangnya kedewasaan? Izin untuk menonton film romantik? Boleh membawa mobil karena sudah dapat SIM?


Apapun itu, 17 tahun adalah gerbang imajiner penanda datangnya suatu fase baru dalam hidup kita. Suatu masa yang ditandai dengan hadirnya banyak kebebasan. Tapi sebagaimana setiap kebebasan, mengikut bersamanya tanggung jawab baru.


22 Maret 2011 Gigi berusia 17 tahun. Dan seperti semua orang, kami ingin memperingati saat instimewa itu dengan suatu yang istimewa juga. Untuk itu kami mulai menggagas konsep acara, mereka-reka bentuk panggung, mencari sesuatu yang unik, yang spesial, yang akan terus dikenang.


Tentu saja kami -pertama-tama- harus menggalinya dari dalam diri Gigi sendiri. Melacak kembali perjalanannya sejak dibentuk pada 22 Maret 1994 hingga saat ini.


Tapi terus terang saja kami kesulitan menemukan sutu yang spesial itu. Mungkin karena kami terlalu dekat hingga nyaris tak berjarak dengan Gigi. Kedekatan ini mengaburkan pandangan kami. Ibarat kamera, sulit sekali mendapatkan fokus pada jarak sedekat ini.


Kami memulai dengan pertanyaan, apakah Gigi merupakan band tertua yang masih terus berkarya? Jelas bukan, ada Slank yang kini sudah 26 tahun, lalu Dewa 19 yang walaupun menggunakan angka 19 usianya sudah 24 tahun? Belum lagi God Bless, atau bahkan Koes Plus. Usia jelas bukan suatu yang istimewa bagi Gigi.


Pertanyaan selanjutnya adalah, apakah ada album Gigi terjual lebih dari satu juta kopi? Inipun jawabnya juga tidak. Tidak ada satupun album Gigi yang terjual lebih dari 1 juta kopi. Angka terbaik penjualan album Gigi adalah 700 ribu kopi untuk album Andai dan 650 ribu untuk album 3/4. Memang jika dijumlah dari seluruh 17 album yang telah dirilius, angka itu bisa lebih dari 3 juta kopi.


Untuk urusan angka penjualan ini, Sheila on7, Padi, dan Peterpan, adalah jawaranya. Merekalah pemegang predikat band jutaan kopi, walaupun 3 tahun terakhir ukuran itu sudah tidak relevan lagi sebab angka penjualan CD/kaset jatuh hingga ke titik nadir.


Bagaimana dengan angka penjualan RBT? Dalam hal inipun Gigi tidak masuk hitungan. Juara RBT adalah Wali, Kangen, Mata, dan Samsons. Mereka mencetak rekor di atas sepuluh juta down load untuk beberapa single atau seluruh lagu dalam albumnya. Hasil terbaik RBT Gigi adalah lagu 11 Januari, sebesar 2 juta download.


Produktif dan Konsisten
Jadi apa dong yang bisa dibanggakan dari Gigi? Mungkin memang tidak ada yang bisa di banggakan, tidak dengan ukuran-ukuran kuantitatif seperti itu. Kalaupun harus disebutkan, mungkin produktifitas dan konsistensi dalam bermusik yang bisa sedikit kami banggakan.


Selama 16 tahun berkarya, Gigi telah menghasilan 17 album, yang terdiri dari album reguler, religi, the best, dan live in concert. Selain itu ada sejumlah single. Artinya rata-rata setiap tahun Armand, Budjana, Thomas, dan Hendy mengeluarkan lebih dari satu album. Lagu-lagu Gigi juga cukup banyak yang digunakan dengan jingle iklan, ilustrasi dan lagu tema film dan sinetron.


Tapi bukan itu yang jadi alasan kami menggelar acara HUT 17 ini dengan istimewa, tetapi karena kami punya tradisi yang tetap kami pertahankan.


Sejak 4 tahun lalu kami POS Entertainment, lebih khusus lagi Dhani Pette, bertekad menggelar konser tunggal atau acara spesial lainnya buat Gigi setiap tahun. 11 Januari 2008 kami menggelar konser tunggal di Stadion Mandala Krida Jogja. Dengan jumlah pengunjung lebih dari 40 ribu, konser itu dinobatkan Majalah Rolling Stones sebagai konser outdoor terbaik.


Tahun 2009, tepatnya 31 Maret, kami menggelar acara ulang tahun sekaligus peluncuran buku biografi Gigi yang ditulis Adib Hidayat di Jakarta Theatre. Di acara itu kami menggundang para penyanyi seperti Ariel Peterpan, Bams Samsons, David Naif, Andi /Rif, dan Afgan dan banyak lagi yang lain serta menggelar pameran benda memorabilia Gigi.


Tahun 2010 ini kami absen dari rencana menggelar konser tunggal di 5 kota besar yang diakhiri dengan konser besar di Jakarta. Banyak alasan yang membuat HUT 16 Gigi tidak jadi dilangsungkan. Kedengarannya klise memang, tapi sungguh alasan itu adalah padatnya jadwal manggung dan kesibukan Gigi yang lain.


Tapi kita lupakan saja kegagalan itu. Yang jelas program tahun lalu itu akan kami laksanakan tahun ini, pada HUT 17, dengan tambahan acara berupa workshop ke kampus-kampus.


Workshop itu berbicara tentang kiat menyelenggarakan pagelaran musik. Kami akan mengundang orang-orang yang kompeten di bidang produksi untuk berbicara, seperti Toto Arto dari Etcetera, Koko dari Deteksi, atau Andri Subono dari Java Musikindo.


Sementara itu untuk acara puncak di Jakarta, kami sudah mem-booked gedung Istora Senayan untuk pemakaian tanggal 26 Mei 2011. Tanggal tersebut sebenarnya bukan pilihan terbaik, sebab sebenarnya kami ingin acara diselenggarakan 22 April 2011, tepat sebulan setelah HUT Gigi. Tapi karena padatnya jadwal Istora, kami mendapat tanggal 26 Mei.


Selain tanggal yang harus disesuaikan, Istora juga tidak masuk dalam pilihan pertama kami. Dhani inginnya HUT 17 Gigi diselenggarakan di JCC. Tapi setelah mempertimbangkan berbagi hal, termasuk kesesuaian dengan konsep serta harga sewa yang kelewat mahal, akhirnya JCC kami coret. Pilihan lain adalah Balai Kartini, tapi inipun akhirnya kami sisihkan.


“Istora rasanya lebih pas untuk jenis musik Gigi yang pop-rock. Kita perlu memberi wadah lebih besar buat penonton bergoyang, tidak hanya duduk di kursi,” kata Dhani.


Sekarang kami sudah punya tanggal pasti, yaitu 26 Mei 2011. Kini kami berkonsentrasi pada


penyusunan konsep acara. Inilah yang saat ini kami bahas dengan intens. Beberapa ide tentang panggung dan konten acara tengah kami kumpulkan, untuk dipilih yang terbaik pada waktunya. (son andries/POSe-bersambung)



Catatan buat Gigikita, kami menyarankan kalian untuk mulai menabung. Menyisihkan sebagian uang jajan dan gaji kalian. Waktunya toh masih cukup lama. Kami ingin mengajak kalian mengambil bagian dalam sejarah Gigi. Salam.