17 Dec 2010 1:32pm
APA arti toleransi dan bagaimana kita menerapkannya dalam hidup sehari-hari? Jawabnya pasti sangat beragam. Sebagian (besar) orang mengartikan toleransi sebagai sikap menghormati orang/golongan/kelompok lain yang berbeda dengan kita dengan cara tidak mencampuri urusan mereka. Tentu saja sepanjang urusan itu tidak mengganggu/merugikan orang lain.Sikap toleran ini penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, karena berfungsi sebagai perekat yang mempersatukan. Apalagi jika mengingat rakyat kita yang sangat majemuk, yang terdiri dari banyak suku dan agama.
Kata toleran/si yang sering kita gunakan itu adalah serapan dari kata Inggris tolerant. Kita sebenarnya punya istilah asli yang sama artinya, yaitu tenggang rasa yang jarang kita gunakan. Mungkin karena terlalu panjang (2 kata). Ada juga istilah bahasa Arab; lakum dinukum waliyadin (bagimu agamamu, bagiku agamaku) yang artinya kurang-lebih sama, yaitu toleransi atau tenggang rasa.
Beberapa orang menerapkan konsep tenggang rasa ini lebih jauh lagi, yaitu dengan ikut membantu pekerjaan kelompok lain yang berbeda. Contoh yang paling jelas tentang konsep toleransi seperti ini bisa kita lihat dalam diri Dewa Budjana.
Sejak 7 tahun lalu, Budjana yang beragama Hindu aktif membantu Gigi membuat album religi (Islam) dan menjalankan konser Ngabuburit dan konser religi yang lain. Karena sikap toleransi Budjana ini, Gigi memiliki 4 album religi, dan sering tampil di acara-acara bernuansa Islami.
Tidak hanya dengan Islam, Budjana dengan kemampuannya bermian guitar yang luar biasa itu juga membantu temannya yang beragama Kristen. Tanggal 15 Desember 2010 lalu, misalnya, Budjana ikut tampil dalam acara Konser Natal MRA Grup di Balai Kartini Jakarta.
Dalam konser bertajuk “Terang: Kasih–Damai-Kebersamaan” itu Budjana mengaransemen dan membawakan dua komposisi lagu Natal yang berjudul Malam Kudus dan Dimalam Sunyi Bergema.
Bagi umat Kristiani, tampilnya Budjana di konser Natal ini sangat besar artinya, bukan saja karena keindahan aransemen dan kerapihan permainannya, tetapi terlebih karena hal ini membuktikan bahwa kita bisa hidup berdamping dengan segala perbedaannya.
Selain Budjana, di acara itu tampil juga Glenn Fredly yang sekaligus penggagas acara dan yang mengajak Budjana, Edo Kondologit, Matthew Sayersz, Monita, Cross Choir, Trie Utami, dan Magenta Orchestra.
Sebagai muslimah, keikutsertaan Trie Utami ini juga unik. Iie, begitu dia biasa dipanggil, juga beberapa kali membantu Budjana dalam konsernya yang bernuansa agama Hindu. “Trie Utami pernah membawakan Mantram Gayatri yang sakral dan sulit dengan sangat baik,” kata Budjana.
Kewajiban Agama dan AdatMeskipun kesediaannya membantu umat agama lain hampir tanpa reserve, Budjana juga menjalankan kewajiban agama dan adatnya dengan sungguh-sungguh. Hampir tidak ada upacara agama Hindu yang tidak diikutinya. Untuk upacara besar seperti Nyepi dan Galungan, Gigi mesti mengalah. Dan kami semua mengerti dan tidak pernah mempertanyakan masalah ini.
Saya sendiri beberapa kali mendengar istilah-istilah yang sebenarnya tidak terlalu saya pahami, seperti Odalan dan Otonan. Tapi melalui pencarian di internat dan website Parisada Hindu Dharma saya jadi sedikit mengerti bahwa Odalan atau disebut pula Piodalan, merupakan upacara hari jadi pura. Di Bali, setiap banjar (desa) memiliki pura banjar. Dan setiap pura merayakan Odalan setiap 210 hari, menurut kalender Bali.
Sedangkan Otonan atau Ngotonin adalah peringatan hari kelahiran berdasarkan satu tahun wuku, yakni 6 bulan kali 35 hari = 210 hari. Jatuhnya Otonan akan bertepatan dengan; Sapta Wara, Panca Wara, dan Wuku yang sama. Misalnya orang lahir pada hari Rabu Keliwon Sinta, otonannya akan diperingati pada hari yang sama yang datangnya setiap enam bulan sekali (210 hari).
Kembali ke konser Natal di Balai Kartini, dengan bahan dasar dua lagu yang dibawakannya itu, Budjana berencana membuat album Natal instrumental gitar. "Mudah-mudahan rencana ini bisa saya wujudkan. Mungkin akan ada unsur gamelannya," katanya. "Sudah ada orang yang menawari."
Jadi begitulah Budjana –entah disadari atau tidak- memaknai arti toleransi lebih dari kebanyakan kita. Kita bisa menarik pelajaran berharga di sini bahwa, daripada memperdebatkan perbedaan yang tidak bermanfaat, lebih baik kita mempraktikan hidup bersama dalam keanekaragamannya. (son andries/POSe)